Cap Go Meh menjadi puncak perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari ke-15 dalam kalender Tionghoa. Lebih dari sekadar perayaan, Cap Go Meh memiliki makna mendalam tentang keberuntungan, keharmonisan, dan harapan baik di tahun yang baru.
Di Indonesia, Lontong Cap Go Meh menjadi ikon kuliner khas Cap Go Meh, tetapi ternyata ada banyak makanan lain yang juga memiliki filosofi baik dalam budaya Tionghoa. Setiap sajian yang hadir dalam perayaan ini bukan sekadar makanan, melainkan simbol doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik.
Berikut adalah lima makanan khas Cap Go Meh yang melambangkan keberuntungan dan kelimpahan rezeki.
1. Lontong Cap Go Meh – Simbol Kemakmuran dan Keberlanjutan
Lontong adalah hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Hidangan ini sering dianggap sebagai versi Tionghoa dari tumpeng yang melambangkan kesejahteraan dan keberlanjutan hidup.
📌 Makna Filosofis:
✔ Bentuk lontong yang panjang melambangkan kelangsungan hidup dan rezeki yang terus mengalir.
✔ Santan dalam kuah opor mencerminkan keharmonisan dalam keluarga.
Selain lontong, hidangan ini biasanya disajikan dengan opor ayam, sambal goreng ati, serundeng, dan bubuk kedelai, yang masing-masing memiliki makna keberkahan dalam kehidupan.
2. Lambang Keharmonisan dan Kenaikan Derajat
Kue keranjang atau nian gao adalah makanan wajib dalam setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Kue ini memiliki tekstur kenyal dan lengket dengan rasa manis yang khas.
📌 Makna Filosofis:
✔ Disusun bertingkat sebagai simbol kenaikan status sosial dan rezeki yang meningkat.
✔ Rasa manis mencerminkan kehidupan yang penuh keberuntungan dan kebahagiaan.
Kue keranjang dapat dinikmati dalam berbagai bentuk, mulai dari dikukus, digoreng dengan adonan tepung, atau disajikan bersama kelapa parut.
3. Onde-Onde – Perlambang Keberuntungan dan Kesuksesan
Onde-onde merupakan camilan berbentuk bulat yang terbuat dari tepung ketan dan diisi pasta kacang hijau. Taburan wijennya menambah tekstur renyah serta cita rasa yang khas.
📌 Makna Filosofis:
✔ Wijen yang menempel mencerminkan rezeki yang terus bertambah.
✔ Isian kacang hijau melambangkan keberhasilan dan ketekunan dalam usaha.
Di berbagai budaya Tionghoa, onde-onde diyakini membawa keberuntungan, terutama bagi mereka yang sedang merintis usaha atau mencari kemajuan dalam karier.
4. Wedang Ronde – Simbol Kehangatan dan Kebersamaan
Wedang ronde merupakan minuman berbahan dasar jahe yang berisi bola ketan dengan isian kacang. Sajian ini memiliki akar budaya Tionghoa yang berkembang pesat di Indonesia.
📌 Makna Filosofis:
✔ Bola ketan yang kenyal melambangkan hubungan keluarga yang erat dan harmonis.
✔ Kacang tanah di dalamnya mencerminkan keberuntungan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
Minuman ini sering dinikmati saat perayaan Cap Go Meh, terutama pada malam hari untuk memberikan rasa hangat dan nyaman bagi keluarga yang berkumpul.
5. Kue Mangkok – Harapan untuk Rezeki yang Melimpah
Kue mangkok memiliki bentuk mekar saat dikukus, dengan warna merah muda atau putih yang melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan.
📌 Makna Filosofis:
✔ Warna merah dan pink mencerminkan kebahagiaan serta keberuntungan sepanjang tahun.
✔ Sering diberikan kepada keluarga sebagai simbol harapan baik untuk masa depan.
Hidangan ini dipercaya membawa keberuntungan bagi yang menyantapnya, terutama di awal tahun baru.
Makanan Cap Go Meh sebagai Simbol Keberuntungan
Cap Go Meh bukan sekadar perayaan biasa, melainkan momen penuh doa dan harapan baik yang diwujudkan melalui makanan khasnya.
✔ Lontong Cap Go Meh mencerminkan keberlanjutan hidup dan kesejahteraan.
✔ Kue Keranjang menjadi simbol hubungan keluarga yang erat dan rezeki yang terus meningkat.
Dengan memahami filosofi di balik hidangan-hidangan ini, kita tidak hanya menikmati kelezatannya, tetapi juga meresapi makna mendalam yang terkandung dalam setiap suapan.
Jadi, saat Cap Go Meh tiba, pastikan tidak hanya menikmati lontongnya, tetapi juga berbagai makanan penuh makna lainnya. Selamat merayakan dengan penuh keberkahan dan kebahagiaan! 🎉🥢