Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Bagi Indonesia, inflasi bukan sekadar istilah ekonomi, tetapi bagian dari sejarah pahit dan pembelajaran nasional yang tak terlupakan. Salah satu inflasi terbesar yang pernah dialami Indonesia terjadi pada era krisis moneter 1998. Artikel ini akan mengulas secara lengkap tentang inflasi terbesar di Indonesia, penyebabnya, dampaknya terhadap masyarakat, hingga strategi pemerintah dalam mengatasinya.
Apa Itu Inflasi dan Mengapa Ia Berbahaya?

Inflasi dalam taraf normal merupakan gejala yang wajar dalam ekonomi. Namun, ketika inflasi melewati batas wajar, daya beli masyarakat bisa menurun drastis. Inflasi tinggi berujung pada:
- Harga bahan pokok yang melambung
- Melemahnya nilai tukar rupiah
- Meningkatnya angka kemiskinan
- Guncangan sosial dan politik
Inflasi Terbesar Indonesia: Krisis Ekonomi 1998

Krisis moneter Asia yang dimulai di Thailand pada pertengahan 1997 menyebar cepat ke negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah yang sebelumnya stabil di kisaran Rp2.300 per dolar AS anjlok hingga menembus Rp16.000 per dolar pada puncak krisis.
Angka Inflasi yang Mencapai Titik Tertinggi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan Indonesia pada tahun 1998 mencapai 77,63%, menjadikannya salah satu inflasi tertinggi dalam sejarah republik ini.
Tahun | Inflasi (%) |
---|---|
1997 | 11,05 |
1998 | 77,63 |
1999 | 2,01 |
Penyebab Inflasi 1998
- Krisis Nilai Tukar Rupiah: Devaluasi tajam menyebabkan harga barang impor melambung.
- Ketergantungan Impor: Banyak sektor industri bergantung pada bahan baku impor.
- Ketidakpercayaan Pasar: Instabilitas politik dan korupsi memperburuk iklim investasi.
- Naiknya Harga BBM dan Listrik: Subsidi dicabut sebagai bagian dari syarat IMF, harga melambung.
- Panik dan Spekulasi: Penarikan dana besar-besaran dari perbankan menyebabkan kepanikan ekonomi.
Dampak Inflasi Terbesar terhadap Masyarakat
Melemahnya Daya Beli

Harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan gula naik lebih dari dua kali lipat. Gaji pekerja tidak mampu mengejar laju inflasi, menyebabkan penurunan standar hidup secara drastis.
PHK Massal dan Pengangguran
Banyak perusahaan gulung tikar akibat beban produksi yang membengkak. Angka pengangguran melonjak tinggi.
Krisis Sosial dan Politik
Inflasi besar turut memicu demonstrasi dan kerusuhan. Krisis ini menjadi faktor utama runtuhnya rezim Orde Baru pada Mei 1998.
Langkah Pemerintah Mengatasi Inflasi 1998
Kerjasama dengan IMF
Pemerintah menyepakati paket bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) senilai lebih dari US$40 miliar. Namun bantuan ini disertai syarat ketat seperti penghapusan subsidi dan restrukturisasi perbankan.
Pembersihan Sistem Perbankan
Bank-bank bermasalah dibekukan. Pemerintah membentuk BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
Reformasi Ekonomi
Langkah reformasi ekonomi menyasar efisiensi birokrasi, transparansi fiskal, dan deregulasi perdagangan.
Intervensi Fiskal dan Moneter
Bank Indonesia menaikkan suku bunga secara drastis untuk menekan laju inflasi. Pemerintah juga menstabilkan rupiah lewat intervensi pasar valas.
Inflasi Lain yang Signifikan dalam Sejarah Indonesia
Selain 1998, Indonesia juga mengalami inflasi tinggi pada momen-momen berikut:
Inflasi Tahun 1965-1966
Pada masa akhir kekuasaan Presiden Soekarno, inflasi mencapai lebih dari 600% akibat pembiayaan negara yang tidak terkendali dan konflik politik dalam negeri. Ini dikenal sebagai “hiperinflasi”.
Inflasi Tahun 2005
Setelah pemerintah mencabut subsidi BBM secara signifikan, inflasi tahunan melonjak menjadi 17,11%. Meski tidak separah 1998, namun cukup mengguncang stabilitas ekonomi rumah tangga.
Pembelajaran dari Krisis Inflasi 1998
- Diversifikasi ekonomi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
- Stabilitas politik menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan ekonomi.
- Transparansi dan akuntabilitas fiskal wajib dijaga untuk menjaga kepercayaan pasar.
- Cadangan devisa dan manajemen moneter harus kuat sebagai benteng terhadap gejolak global.
Kondisi Inflasi Saat Ini
Menurut data terbaru dari BPS, tingkat inflasi Indonesia per April 2025 berada di kisaran 2,98%, angka yang terkendali dan berada dalam target Bank Indonesia yaitu 2-4%.
Kondisi ini dicapai berkat kolaborasi erat antara pemerintah, Bank Indonesia, dan sektor swasta dalam menjaga pasokan pangan, kestabilan harga energi, serta pengawasan moneter yang ketat.
Sejarah Kelam Ekonomi di Indonesia
Inflasi terbesar di Indonesia terjadi bukan hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga politik dan kepercayaan publik. Krisis 1998 menjadi pengingat bahwa menjaga kestabilan makroekonomi membutuhkan sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi kelembagaan.
Meski masa sulit itu telah berlalu, pelajaran dari inflasi terbesar tersebut menjadi bekal penting bagi generasi sekarang dan mendatang dalam merancang sistem ekonomi yang lebih tahan terhadap guncangan global.
Kita telah belajar bahwa mengendalikan inflasi bukan hanya urusan angka, tetapi menyangkut nasib jutaan rakyat. Maka, menjaga stabilitas harga adalah salah satu bentuk tertinggi dari keadilan sosial dan tanggung jawab negara terhadap rakyatnya.